Biaya hidup di Jepang, khususnya Nagoya, tentu berbeda-beda setiap orang. Karena life style setiap orang berbeda. Jika kamu termasuk orang yang sederhana, seperti aku (chiee…), bisa memakai perkiraan biaya hidup kayak aku. Perkiraan pengeluaran yg kubuat ini berdasarkan rangkuman selama 4 bulan ini.
Sebelum ke hitung-hitungan matematika, aku gambarkan dulu ya kondisiku. Aku tinggal sendirian di asrama kampus, tentu lebih murah dibanding apartemen publik.
Di asrama ada fasilitas umum, yang bisa dipakai gratis, antara lain mesin pijat, TV, ruang lobby lengkap dengan AC hangat-dingin, alat gym, denshi renji (mesin penghangat makanan). Kalau mesin cuci dan pengering, masing-masing bayar koin 100 yen. Di masing-masing kamar ada kulkas, dapur, meja, lemari, bed, toilet plus ofuro-shower, AC hangat-dingin, balkon untuk jemur baju.
Jarak asrama ke kampus ditempuh dengan jalan kaki 7-10 menit. Jadi, biaya transportasi bisa diminimalisir. Aku ibu rumah tangga, jadi biasanya masak sendiri. Dalam 4 bulan ini Tak lebih dari 20 kali aku makan di luar.
Oya, di asramaku ada wifi dilobby dan sambungan internet gratis di kamar. Jadi, aku free untuk internet.
Berikut biaya rutin yg harus aku keluarkan (kurang lebih, dalam yen):
- Asrama (plus administrasi, listrik dan air) : 12.000
- Gas : 2000
- HP (smartphone, plus internet. Bisa lebih kalo sering telp, dan tergantung providernya) : 3000 (baca tips HP, di bawah)
- Makan (sudah plus camilan) : 12.500
- Transportasi (tergantung keperluan) : 7000 – 9.000
Pengeluaran lain-lain, seperti baju, sepatu, buku, alat dapur, kosmetik, belum termasuk ya…
Tips hidup irit :
- Sebelum datang ke Jepang, silakan gabung di group PPI sesuai daerah yang dituju. Selain memperkenalkan diri, sekaligus cari info. Siapa tahu ada teman yang pulang ke Indonesia, jadi peralatan dapur (wajan, ricecoocker, panci) dll bisa diwariskan ke kita. Ini juga memperingan teman yang akan pulang ke Indonesia, karena membuang alat elektro besar di Jepang dikenakan biaya mulai 500 yen. Tapi kalau tinggal di asrama kampus, biasanya lemari, mesin cuci, bed, kulkas sudah tersedia.
- Cari info tentang bazar di kampus atau sale (diskon) di toko. Aku bisa dapetkan selimut listrik bekas, masih bagus kondisinya hanya 200 yen, harga barunya 3900. Jangan ragu mengunjungi book-off (toko barang bekas / chuko). Di tempat ini baju bisa dihargai mulai 105 yen s/d puluhan ribu yen, terutama barang dengan branded (merk terkenal). Komik berbahasa Jepang pun dijual mulai 50 yen, dari harga normal 350 yen.
- Kalau sering sakit rindu, dan harus sering telpon ke Indonesia, aku sarankan pakae internet (skype/YM/etc). Nah, kalau bisa pake LINE, tentu bisa irit ya. Hal ini tergantung kondisi di Indonesia juga. Apakah kondisi di sana support apa tidak. Kalau tidak support ya…., terpaksa telpon ya…. (konon katanya bisa lebih irit kalau pakai kartu telp international seperti brastel etc).
- Kalau barang elektro, aku ga seberapa paham ya. Untuk aku yang rada gaptek, lebih nyaman beli baru. Kebetulan aku sudah punya kamera, leptop, jadi tak perlu beli lagi di Jepang. Leptop, kamera di Jepang memang lebih mahal dibanding beli di Indonesia. Aku ga paham juga sih, tapi katanya harga sesuai kualitas.Hehe…. tentu tergantung juga cara kita menggunakannya ya.
- Kalau di apartemen kita ada lobby, bisa dimanfaatin belajar dan menghabiskan waktu di situ. Misalnya pada musim dingin, jika belajar di lobby tidak perlu memakai pemanas ruangan di kamar kita. Hehe….Demikian juga pada musim panas, bisa memanfaatkan AC dingin di lobby. Pengiritan listrik, hehe..
- Selama musim dingin, lebih irit tidur memakai selimut listrik daripada AC penghangat (danbo). Tapi selimut listrik ga bisa untuk menghangatkan ruangan ya.. Ada juga yang pake heater minyak yang lebih murah dibanding heater listrik. Tapi beli minyaknya di pom bensin. Jadi urutan dari yang termurah (relatif) adalah heater minyak, heater listrik, danbo.
- Kalau mau jalan-jalan pada musim liburan, cari teman barengan sekitar 4-5 orang. Kita bisa pake tiket murah, namanya 18-kippu (juu hachi kippu). Dengan tiket ini, kita bisa naik kereta JR (Japan Railway) mulai atas Jepang – Hokkaido hingga daerah bawah, yang terhubung dengan jalur kereta JR. Pengalamanku kemarin pergi ber-empat dari Nagoya ke Tokyo, oper kereta 4 kali, ditempuh dalam 6-7 jam. Biaya perorang sekitar 2.500 yen, kalau PP sekitar 5.000 yen. Awalnya membayangkan oper kereta 4kali, di musim liburan, pasti ribet kayak mudik lebaran. (lebaayy…). Emang yang liburan banyak banget, namun ga secapek yang aku bayangkan. karena opernya ga jauh-jauh, alias sudah dipikirkan oleh pihak JR, supaya pindah jalurnya deket, ga pake jalan jauh.
- Untuk merencanakan perjalanan menggunakan JR, bisa pake hyperdia.com, tinggal masukkan stasiun pemberangkatan dan stasiun tujuan, plus jam-nya. Nanti akan muncul jadwalnya, dimana lokasi opernya, dll. Oh ya, kalau memakai 18-kippu, kita tidak masuk melalui gate pada umumnya. Kita tidak perlu memasukkan tiket ke mesin IC-crad. Tapi kita lewat samping, lalu menunjukkan 18-kippu pada petugas, menyebutkan tiket itu untuk berapa orang. Nanti petugas akan memberi stampel sebanyak jumlah orang. Demikian pula saat keluar, lewat samping, tunjukkan tiket ke petugas. Memang tidak secepat shinkansen, namun jauh lebih murah. Hehe…. plus bisa menikmati pemandangan diluar kereta, perlahan-lahan, dan berlatih menghafal nama-nama stasiun ketika kereta berhenti di situ.
- Tips jalan-jalan murah lainnya adalah get connection. Cari teman yang bisa nampung kita barang 1-2 malam sekedar untuk mandi, sholat dan tidur di tempat tujuan. Hehe…. Ada juga yang menginap di masjid. Namun sangat jarang ada masjid di Jepang yang bisa dipakai nginap. Tanyakan infonya ke imam atau pengurus masjid setempat. Budaya masjid di Jepang sedikit berbeda dengan masjid di Indonesia yang cenderung terbuka umum selama 24 jam. Karena masjid di jepang mayoritas bentuknya seperti apartemen dan terkunci pada malam hari.
- Belanja malam hari sekitar pukul 21.15, mendekati waktu tutup toko juga merupakan kesempatan ngirit. Mungkin pilihan belanjaan lebih sedikit, namun banyak harga yang didiskon, banyak yang dikasih stempel hangaku (半額), potongan separuh harga. Misalnya ikan mentah yang biasanya 300 yen, bisa dipotong jadi 100 yen. Bahkan beras 5 kg yang biasanya 1800-2200 yen, pernah aku dapatkan hanya dengan 1.400 yen. (niat kelayapan malam-malam :P )
- Tips ngirit berikutnya adalah tentang masak nasi. Masak sedikit-sedikit, bagi yang tinggal sendirian, tentu menghabiskan listrik banyak. Kita bisa masak agak banyak. Setelah matang, kita makan bagian untuk hari itu. Sisanya bungkus per-porsi di plastik wrap (yg gulungan, di toko 100 en shop), masukkan ke kulkas bagian freeshernya. Di lobby asrama dan dapur di kampus ada mesin penghangat. Ketika mau makan, ambil satu porsi nasi (yang membatu kayak es batu) tinggal angetin deh dengan lauknya sekalian. Intinya memanfaatkan fasilitas umum, hehe….
- Tips HP. Jika kamu tidak membutuhkan internet di HP (smartphone), lebih baik menggunakan HP biasa saja, tanpa internet. Selain HP-nya bisa 0 yen, tagihan bulanannya relatif lebih murah. Karena butuh internet, aku pakai smartphone providernya e-mobile, tergolong provider baru, jarang yg pakai, satu perusahaan dengan softbank. Di awal kontrak aku membayar 40.000 yen, bonus ipad mini. Ipad mini ini dijual 18.000 yen, jadi anggap saja HP-ku seharga 22.000 yen. Teman-teman bnyk yang pakai softbank, karena ada fasilitas telpon gratis sesama softbank, untuk sekitar 10 menit. Untuk mensiasati telpon, aku menggunakan fasilitas LINE. Meski ga semua teman memasang aplikasi LINE, tapi cukup membantu kok. Bisa juga manfaatin FB dan lain-lain. Aku emang jarang banget pakai telpon.
sumber (http://istikumayati.wordpress.com/2014/02/01/tips-biaya-hidup-di-jepang/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar